Jumat, 22 April 2016

Bercanda boleh tapi...



Bapak A : hei, apa kabar
Bapak B : baik - baik
Bapak A : Gimana keluarga, dah nambah anggota belum?
Bapak B : masih yang lama, belum nambah
Bapak A : g kepikiran nambah tah? Apa memang g mau nambah nih? (sambil senyum senyum)
Bapak B : yang mana dl nih? Anak apa istri? (tertawa renyah)
Aku        : (senyum sinis)
Bapak A : ya anak lah, apa ada niat mau nambah istri nih?
Aku        : (makin males dengerin)
Bapak B : hahahaha, kalo bisa sih pak
aku         : (tambah sebel)
Bapak A : ah bapak mah alasan aja (ikut ngakak)
Aku        : (tambah gemess) dan akhirnya menyingkir sejenak dari loket

Percakapan diatas bikin aku jadi mbatin dalam hati, mbok ya pak hal seperti itu g pantes buat becanda, becanda sih boleh tapi apa g ada hal lain yang bisa dijadiin bahan becandaan. Kalo memang g ada ide buat becanda mah mending diem aja or bahas kerjaan lah apa bahas apa kek gitu…
Harusnya laki-laki itu yang aku denger dari percakapan tadi kemungkinan seorang suami dari istrinya, paham bahwa hal yang seperti itu bisa menyakiti hati istrinya, atau mungkin istrinya merasa biasa dengan cara bercanda suaminya tapi menurutku sih g pantes seorang qowwam ngomong hal seperti itu didepan umum seakan akan itu bahan becandaan

Bahkan, Rasul pun berwasiat kepada para suami agar bersikap baik terhadap istrinya; dan beliau pun mencela suami yang memarahi istrinya atau bersikap buruk terhadapnya. Dalam riwayat Muslim dan At-Tirmidzi disebutkan; bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam besabda; “Ingatlah, hendaknya kalian berlaku baik terhadap para istri! Ingatlah, hendaknya kalian berlaku baik terhadap para istri!”

rasulullah saw. senantiasa mengulang-ulangi wasiat ini di setiap ada kesempatan, seperti rasulullah saw. mengucapkannya pada khutbah haji wada’, yaitu:
  “aku berwasiat kepada kalian mengenai perempuan dengan baik, karena sesungguhnya mereka di sisi kalian adalah seperti pelayan, kalian tidak berhak atas mereka sedikitpun kecuali hal itu, kecuali jika mereka melakukan perbuatan yang keji dengan jelas, jika mereka melakukan hal tersebut maka berpisahlah tempat tidur dengan mereka, dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak mencederakan, jika mereka mentaati kalian maka janganlah kamu mencari-cari jalan (alasan-alasan) atas mereka, sesungguhnya kalian mempunyai hak terhadap isteri kalian sebagaimana isteri kalian mempunyai hak terhadap diri kalian, adapun hak kalian terhadap isteri kalian ialah dia tidak membiarkan seseorang mengambil hak kalian darinya dan tidak mengizinkan masuk kedalam rumah orang-orang yang anda tidak senangi, dan hak mereka terhadap kalian ialah memberikan mereka pakaian dan makanan (menafkahi mereka dengan cara yang baik)”.
 (hr. ‘amru bin al ahwash, hadits hasan, al muhaddits: al baany, sumber: shahih ibn majah, hal/no: 1513).
Ya nafkah yang diberikan lahir dan batin, bukan hanya salah satunya saja.

Dalam riwayat Ibnu Majah dan At-Tirmidzi, Rasul pun bersabda:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي
“Orang yang terbaik di antara kalian, adalah orang yang paling baik memperlakukan istrinya. Dan aku adalah orang yang paling baik memperlakukan istriku.”

Rasulullah saw adalah sosok teladan bagi kita semua, Beliau saw pun pernah bercanda dan bercandanya Beliau tidak menyakiti atau berkata hal hal yang bisa membuat perasaan istrinya tersinggung.
Memang kita harus banyak belajar lagi (termasuk saya sendiri) untuk mencontoh Rasulullah dalam setiap tindakan kita. Ada baiknya kita menelisik lebih dalam sebelum berbuat sesuatu untuk meletakkan posisi kita jika kita sebagai istri mendengar suami berkata seperti itu. Terus belajar untuk lebih bijak dalam mengeluarkan setiap perkataan.
Semoga kita semua bisa berubah menjadi sosok pribadi muslim yang lebih baik dari waktu ke waktu, aamiin

*celotehannya jadi panjang, apalah aku (manusia yang masih harus belajar lagi dan lagi)
#sepertinya aku memang butuh liburan :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar