Senin, 26 Januari 2015

Post Power Syndrome

Sudah lama rasanya tak ku tengok ini blog, seperti disibukkan dengan banyak kegiatan saja, aslinya sih padahal sedang malas menulis kok :)
baiklah tak perlu panjang-panjang prolognya ya, kita mulai tahun 2015 ini dengan aktif menulis lagi, Bismillah...semoga semangat

Sudah seminggu ini aku pindah ke seksi lain di kantor, yang biasanya aku duduk di front office, kini dipindah ke back office, untuk menyegarkan suasana karena telah cukup lama juga aku ditempatkan di front office. Sedang asyik duduk menatap layar komputer, tiba-tiba aku dikejutkan dengan kedatangan seorang bapak yang sudah paruh baya dan berkomentar :
"Apa kamu tidak percaya dengan saya?
"Kamu curiga?
 lantas satpam yang mengikuti Si Bapak dari pintu depan tadi hanya terdiam, sembari tetap mengikuti bapak ini ke ruangan atasanku.
Ya, ternyata ini bapak dulunya pernah bekerja di kantor ini dan kini sudah masuk masa purnabakti. Kedatangan si bapak hanya sekedar ingin mengobrol dengan atasan di ruanganku saja, tapi berhubung satpam kantor ini belum pernah mengenal bapak ini dari dulu maka oleh satpam tadi ketika sih bapak langsung masuk tanpa kata sapaan sedikit jadi diikutin lah sampai ke ruangan atasanku.
Melirik kejadian tadi aku jadi teringat dengan ide di kepala tentang keinginanku mengulas soal Post Power Syndrome.
Post power syndrome merupakan suatu gejala yang timbul akibat dari seseorang tidak lagi menduduki suatu posisi jabatan atau gejala akibat kesuksesan di masa lalunya. Keadaan dimana seseorang hidup dalam bayang-bayang kebesaran masa lalunya dan belum dapat menerima realita kenyataan yang ada di masa ini.
Ini bisa dikatakan semacam masalah psikologi dan menimpa bukan hanya orang tua pria atau pun wanita tetapi juga bisa menimpa kebanyakan eksekutif muda. Sulit mungkin melepaskan ketenaran di masa lalu yang telah menjadi rutinitas setiap harinya.
Sepertinya sikap legowo dan sederhana dalam setiap keadaan dapat menghindarkan diri dari post power syndrome tadi. Belajar bersikap "biasa" pada setiap kesempatan. Menjadikan diri bermanfaat bagi orang lain serta ikhlas bekerja dalam setiap posisi. Sudah cukup jelas dikatakan dalam hadits :
Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah saw bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)
Dengan bersikap ikhlas dalam berbuat menjadikan diri pribadi yang tidak menuntut balasan dari manusia lain. Tidak menuntut rasa hormat berlebih dari manusia, cukup mengharap ridho Allah swt. Meskipun kedudukan kita sebagai atasan yang sukses dalam karier.
Semoga diri ini terlepas dari sifat seperti itu...
*kapan jadi BOSnya ya :D 


1 komentar: