Bapak A : hei, apa kabar
Bapak B : baik - baik
Bapak B : baik - baik
Bapak A : Gimana keluarga, dah nambah anggota belum?
Bapak B : masih yang lama, belum nambah
Bapak A : g kepikiran nambah tah? Apa memang g mau nambah
nih? (sambil senyum senyum)
Bapak B : yang mana dl nih? Anak apa istri? (tertawa renyah)
Aku : (senyum sinis)
Bapak A : ya anak lah, apa ada niat mau nambah istri nih?
Aku : (makin males dengerin)
Bapak B : hahahaha, kalo bisa sih pak
aku : (tambah sebel)
aku : (tambah sebel)
Bapak A : ah bapak mah alasan aja (ikut ngakak)
Aku : (tambah gemess) dan akhirnya menyingkir sejenak dari
loket
Percakapan diatas bikin aku jadi mbatin dalam hati, mbok ya
pak hal seperti itu g pantes buat becanda, becanda sih boleh tapi apa g ada hal
lain yang bisa dijadiin bahan becandaan. Kalo memang g ada ide buat becanda mah
mending diem aja or bahas kerjaan lah apa bahas apa kek gitu…
Harusnya laki-laki itu yang aku denger dari percakapan tadi
kemungkinan seorang suami dari istrinya, paham bahwa hal yang seperti itu bisa
menyakiti hati istrinya, atau mungkin istrinya merasa biasa dengan cara
bercanda suaminya tapi menurutku sih g pantes seorang qowwam ngomong hal
seperti itu didepan umum seakan akan itu bahan becandaan
Bahkan, Rasul pun berwasiat kepada para suami agar bersikap
baik terhadap istrinya; dan beliau pun mencela suami yang memarahi istrinya
atau bersikap buruk terhadapnya. Dalam riwayat Muslim dan At-Tirmidzi
disebutkan; bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam besabda; “Ingatlah,
hendaknya kalian berlaku baik terhadap para istri! Ingatlah, hendaknya kalian
berlaku baik terhadap para istri!”
rasulullah saw. senantiasa mengulang-ulangi wasiat ini di
setiap ada kesempatan, seperti rasulullah saw. mengucapkannya pada khutbah haji
wada’, yaitu:
“aku berwasiat kepada kalian mengenai perempuan dengan
baik, karena sesungguhnya mereka di sisi kalian adalah seperti pelayan, kalian
tidak berhak atas mereka sedikitpun kecuali hal itu, kecuali jika mereka
melakukan perbuatan yang keji dengan jelas, jika mereka melakukan hal tersebut
maka berpisahlah tempat tidur dengan mereka, dan pukullah mereka dengan pukulan
yang tidak mencederakan, jika mereka mentaati kalian maka janganlah kamu
mencari-cari jalan (alasan-alasan) atas mereka, sesungguhnya kalian mempunyai
hak terhadap isteri kalian sebagaimana isteri kalian mempunyai hak terhadap
diri kalian, adapun hak kalian terhadap isteri kalian ialah dia tidak
membiarkan seseorang mengambil hak kalian darinya dan tidak mengizinkan masuk
kedalam rumah orang-orang yang anda tidak senangi, dan hak mereka terhadap kalian
ialah memberikan mereka pakaian dan makanan (menafkahi mereka dengan cara yang
baik)”.
(hr. ‘amru bin al ahwash, hadits hasan, al muhaddits:
al baany, sumber: shahih ibn majah, hal/no: 1513).
Ya nafkah yang diberikan lahir dan batin, bukan hanya salah
satunya saja.
Dalam riwayat Ibnu Majah dan At-Tirmidzi, Rasul pun
bersabda:
خَيْرُكُمْ
خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي
“Orang yang terbaik di antara kalian, adalah orang yang
paling baik memperlakukan istrinya. Dan aku adalah orang yang paling baik
memperlakukan istriku.”
Rasulullah saw adalah sosok teladan bagi kita semua, Beliau
saw pun pernah bercanda dan bercandanya Beliau tidak menyakiti atau berkata hal
hal yang bisa membuat perasaan istrinya tersinggung.
Memang kita harus banyak belajar lagi (termasuk saya
sendiri) untuk mencontoh Rasulullah dalam setiap tindakan kita. Ada baiknya
kita menelisik lebih dalam sebelum berbuat sesuatu untuk meletakkan posisi kita
jika kita sebagai istri mendengar suami berkata seperti itu. Terus belajar
untuk lebih bijak dalam mengeluarkan setiap perkataan.
Semoga kita semua bisa berubah menjadi sosok pribadi muslim
yang lebih baik dari waktu ke waktu, aamiin
*celotehannya jadi panjang, apalah aku (manusia yang masih
harus belajar lagi dan lagi)
#sepertinya aku memang butuh liburan :D